12 research outputs found
MOTIVASI, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI DIHUBUNGKAN DENGAN HASIL-HASIL PELATIHAN DAN PRAKTEK KETERAMPILAN KERJA PADA PELATIHAN CALON BABY SITTER: Studi Analisa Data terhadap Calon Baby Sitter di Panti Penitipan Bayi "Ade Irma Suryani Nasution" Medan
Fokus permasalahan yang diangkat dalam Tesis ini adalah Motivasi, tingkat
pendidikan dan status sosial ekonomi dihubungkan dengan hasil-hasil pelatihan
dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter. Karena keempat faktor ini
merupakan suatu pernyataan yang abstrak maka perlu dijabarkan ke dalam
indikator variabel sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat
motivasi, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi yang dihubungkan dengan
hasil-hasil pelatihan dan praktek keterampilan kerja calon baby sitter, dan untuk
menguji adakah hubungan antara keempat variabel tersebut. Penelitian ini
berlokasi di Jalan T. Cik Ditiro, Kecamatan Medan Baru - Medan.
Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori-teori tentang
Motivasi yang dikutip dari pendapat W.J.S. Poerwodarminta (1982: 655), Mc.
Clelland (1987: 51) tentang "Social motives theory", dimana padadasarnya semua
pekerjaan membutuhkan motivasi yang cukup bagi setiap orang untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan berhasil. Selanjutnya teori-teori tentang
Tingkat Pendidikan yang dikutip dari pendapat Moh. Surya (1990: 20) tentang
taman kanak-kanak, Kartini Kartono (1986: 139), tentang tingkat Sekolah Dasar,
Zulkifli L (1987: 87), tentang tingkat SLTP dan tingkat SLTAdan universitas,
dimana tinggi rendahnya pendidikan seseorang akan mencerminkan tingkat
pengetahuan dan sikap serta prilakunya. Teori-teori tentang Status Sosial Ekonomi
yang dikutip dari pendapat Mayor Polak (1979), Miller (1964) dan SC. Utami
Munandar (1982) dimana tinggi-rendahnya status sosial ekonomi orang tua
cenderung menentukan perbedaan tanggung jawab orang tua pada anaknya. Teoriteori
tentang training oleh Sikula (1976), Mulyanan Sugandi (1993), dimana
dijelaskan bahwa program latihan kerja dapat mempertinggi kemampuan kerja
dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta memiliki
pengetahuan tentang tugas.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tehnik studi Analisis
data dan juga digolongkan ke dalam penelitian eksplanasi (explanatory research),
karena penelitian ini juga berupaya meneliti hubungan variabel yang
dihipotesiskan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
perhitungan statistik non-parametrik. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel
total, yaitu 50 orang responden yang mengikuti latihan calon baby sitter di Panti
Perawatan dan Penitipan Bayi "ADE IRMA SURYANI NASUTION" Medan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non-parametrik. Alat
pengumpul data yang dipergunakan untuk variabel independen adalah Kuesioner
yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya, sedangkan alat pengumpul
data untuk variabel dependen adalah dokumentasi.
Setelah dilakukan pengolahan dan analisa data diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut: Pertama; Hasil perhitungan statistik Yule's Qmenunjukkan QxiYa
= 0,6 dan chi kuadratnya = 3,853 jadi dapat ditarik kesimpulan terdapat hubungan
positif yang mantap dan signifikan antara motivasi dengan hasil-hasil pelatihan
dimana *2 hitung 3,853 > %2 urn 3,84 pada dk = 1 dengan taraf kepercayaan 0,95%
dan hasil perhitungan statistik Yule's Qmenunjukkan QxiYb = 0,54 dan uji chi
kuadratnva = 3,4. "rial ini mengandung makna bahwa terdapat hubungan positif
yang mantap serta berkonstribusi antara motivasi dengan praktek keterampilan
kerja, dimana y? ^ung =3,4 <X2 ,abe. 3,84 pada dk = 1dengan taraf kepercayaan
0,95%. Kedua: Hasil perhitungan statistik Yule's Qmenunjukkan QX2Ya - - 0,45
dan chi kuadratnva = 1,86 makna yang dapat ditarik dari analisis ini yaitu terdapat
hubungan negatif vang sedang tetapi tidak signifikan antara tingkat pendidikan
dengan hasil-hasil pelatihan dimana %2 wtung =1,86 <X2 tabci 3,84. Sedangkan untuk
perhitungan statistik Yule's QQX2Yb =- 0,25 dan chi kuadratnya =0,52. Ini dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan negatif yang rendah dan tidak signifikan antara
tingkat pendidikan dengan praktek keterampilan kerja, dimana %2 wtung =0,52 <
X2tabei 384 pada dk =1dengan taraf kepercayaan 0,95%. Ketiga Hasil perhitungan
statistik Yule's Qmenunjukkan Qxsva =0,153 dan uji chi kuadratnya =0,23 dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan positif yang rendah tetapi tidak signifikan
antara status sosial ekonomi dengan hasil-hasil pelatihan dimana x hhung = 0,23 <
X2 .abei 3,84 pada dk = 1 dengan taraf kepercayaan 0,95%. Sedangkan untuk
perhitungan statistik Yule's Qmenunjukkan Qxavb =0,4 dan uji chi kuadratnya -
175 Ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif yang sedang antara status
sosial ekonomi dengan praktek keterampilan kerja tetapi tidak signifikan, dimana
X2 hitung =1J <X2 tabei 3,84 pada dk =1dengan taraf kepercayaan 0,95%.
Dari temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
motivasi calon baby sitter untuk mengikuti pelatihan maka semakin tinggi hasilhasil
pelatihan yang akan diperolehnya. Begitu juga di dalam memperoleh nilai
praktek, motivasi seseorang sangat berpengaruh atau konstnbusi yang dibenkan
oleh motivasi terhadap nilai praktek sangat besar. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang baby sitter tidak
dibutuhkan orang-orang yang berpendidikan tinggi cukup hanya pada tingkat
pendidikan SLTP dan SLTA saja, hal ini dapat dibuktikan dan hasil penelitian
yang dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
dengan hasil-hasil pelatihan (nilai teori), begitu juga untuk hubungan antara tingkat
pendidikan dengan praktek keterampilan kerja (nilai praktek) tidak berkorelasi,
artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ada kecenderungan semakin
baik pelaksanaan praktek keterampilan kerjanya. Selanjutnya yang berkaitan
dengan status sosial ekonomi orang tua calon baby sitter sama sekali tidak
mempengaruhi kesempatan bagi calon baby sitter untuk berprestasi, atau dengan
kata lain walaupun sebagian besar orang tua calon baby sitter termasuk dalam
status sosial ekonomi kategori rendah tetapi tidak menutup kemungkinan bagi
anaknya (calon baby sitter) yang mengikuti pelatihan untuk memihki nilai teon
dan praktek keterampilan kerja yang tinggi
Measuring Success for a Future Vision: Defining Impact in Science Gateways/Virtual Research Environments
Scholars worldwide leverage science gateways/VREs for a wide variety of research and education endeavors spanning diverse scientific fields. Evaluating the value of a given science gateway/VRE to its constituent community is critical in obtaining the financial and human resources necessary to sustain operations and increase adoption in the user community. In this paper, we feature a variety of exemplar science gateways/VREs and detail how they define impact in terms of e.g., their purpose, operation principles, and size of user base. Further, the exemplars recognize that their science gateways/VREs will continuously evolve with technological advancements and standards in cloud computing platforms, web service architectures, data management tools and cybersecurity. Correspondingly, we present a number of technology advances that could be incorporated in next-generation science gateways/VREs to enhance their scope and scale of their operations for greater success/impact. The
exemplars are selected from owners of science gateways in the Science Gateways Community Institute (SGCI) clientele in the United States, and from the owners of VREs in the International Virtual Research Environment Interest Group (VRE-IG) of the Research Data Alliance. Thus, community-driven best practices and technology advances are compiled from diverse expert groups with an international perspective
to envisage futuristic science gateway/VRE innovations
Science gateway workshops 2015 special issue conference publications
[Extract] The special issue combines extended versions of submissions to the International Workshop on Science Gateways (Budapest, June, 2016), the Gateway Computing Environments workshop (Boulder, CO, September, 2016) and the International Workshop on Science Gateways â Australia (Brisbane, October). These events serve to foster the world-wide community of those involved in developing science gateways â advanced web portals used by the scientists and scholars to conduct their work. Four main areas have been addressed in the submissions: domain gateways, gateways adapted for diverse research infrastructures, data management in gateways and gateway workflows
Leveraging XSEDE HPC resources to address computational challenges with high-resolution topography data
Leveraging service-oriented architectures and taking advantage of the high-performance compute resources provided by XSEDE, we have developed standards-based web services to address the challenges associated with processing large volumes of high resolution topography data. These web services make results from community software packages and other cyberinfrastructure-based applications available to the wider earth sciences community via the OpenTopography Facility and the CyberGIS Gateway